Ketika Tuhan Menciptakan Superwoman


By : Claudia Rosari Dewi
Ibu, merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia. Dan ‘Ibuku’ merupakan sebutan terindah. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara. Impian kita dikala rengsa. Rujukan kita dikala nista. Ibu adalah air mata cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.

Suatu hari didalam surga, malaikat Tuhan bertanya, “Tuhan, ini sudah hari keenam, apa yang sedang Kau fikirkan untuk kau ciptakan dihari ketujuh esok?”
Tuhan diam dan berfikir, kemudian  Ia menjawab.
“Janjiku kepadamu, akan Aku ciptakan superwoman untuk melengkapi kehidupan manusia.”
Malaikat pun akhirnya terkejut dengan jawaban Tuhan.
Malaikat yang rupanya selalu ingin tahu ini, bertanya,”Apa itu superwomen?  Manusia seperti apakah dia?”
Tuhan dengan sabar menjawab pertanyaan dari malaikat, “ Ialah manusia yang benar-benar dibutuhkan oleh seluruh umat manusia. Dialah pemberi hidup setiap manusia sejak manusia itu dilahirkan. Dia adalah seorang wanita yang akan mereka sebut Ibu,”
Malaikat benar-benar bingung dengan jawaban Tuhan, ia masih belum paham Ibu yang disebut superwoman itu bagaimana rupanya, dan apa saja kelebihannya.
Kemudia ia bertanya kembali kepada Tuhan, “Tuhan, apakah dia akan cukup kuat bila Engkau uji? Bagaimana rupanya? Apa saja anugerah yang akan Kau berikan kepadanya?”
Tuhan menjawab, “Ia beda dari yang lain.”
“Ia akan sangat kuat, sekuat baja dan hati nuraninya akan selembut kain sutera. Akan aku berikan kepada dia hati yang pemaaf, meski ia harus merasakan sakit dan derita,”
Malaikat Tuhan belum puas dengan jawaban dari Tuhan, ia terus bertanya. Ia sangat ingin tahu. Lalu ia kembali berkata, “Apa peran manusia yang Kau panggil superwoman ini, Tuhanku? Seberapa pentingkah dia?”
Tuhan menjawab dengan pasti, “ Ia menduduki peran yang jauh lebih dari kata penting. Hidupnya akan dipersembahkan hanya untuk anak-anaknya. Kesedihan anak-anaknya adalah penderitaannya. Sedangkan kebahagiaan anak-anaknya adalah tujuan hidupnya. Akan aku berikan dia hati yang dapat mengampuni kesalahan orang lain. Ia dengan tulus ikhlas mengampuni kesalahan anaknya. Ketika seorang dari anaknya menangis, dialah pelipur lara yang paling tepat. Ketika suatu waktu harapan dan semangat hidup hamper sirna dari pandangan hidup anak-anaknya, ia akan seperti lilin yang bermandikan sinar sang bulan, yang senantiasa menyinari kegelapan di hati anak-anaknya. Ia dengan sungguh-sungguh meringankan beban anak-anaknya, memberikan motivasi bahwa sejatinya Hidup adalah indah. Hidup adalah suatu anugerah. Meskipun ia sering terluka dan menangis akan beban hidup yang dipikulnya. Ia akan mendapatkan tempat yang paling mulia. Karena surga akan Kuciptakan  dibawah kakinya. Ia adalah kebanggaanku. Ia akan luar biasa.”
Malaikat Tuhan kagum dengan jawaban Tuhan. Ia semakin yakin dan percaya dengan superwoman ini. Semula ia meragukannya, namun keraguan itu semakin dapat ia tepis.
Kata malaikat kepada Tuhan, “ sungguh agung dan mulia ciptaan-Mu Tuhan. Lalu, apa harapanmu bagi superwoman ini?”
“Aku hanya ingin anak-anak yang telah dikandung oleh wanita ini, menghormati, menyayangi, dan mencintainya. Hal ini merupakan hal-hal sederhana yang paling sering seorang anak manusia remehkan. Aku hanya ingin, kemuliaan dan kebaikan hatinya dapat dihargai oleh anak-anak yang telah aku titipkan kepadanya. Itu saja. “
Malaikat Tuhan tidak menyangka, ternyata maksud Tuhan  sebelum penciptaannya ternyata mempunyai maksud yang sudah dipikirkan dengan matang demi kesejahteraan hidup manusia dibumi.
Pertanyaan masih tetap saja terlontar dari malaikat, “Tuhan, bagaimana kalau dia sedang mengalami kesusahan? Apa yang akan Engkau berikan kepadanya?”
Tuhan menjawab, “Tawa dan kebahagiaan anak-anaknya akan menjadi pelipur lara dihatinya. Semua kesusahan yang ia tanggung akan hilang kala sang anak ada dalam lembah kesuksesan dan puncak gunung cita-citanya. Ia jauh lebih bahagia ketika anak-anaknya meraih sebuah kebahagiaan.”
“Wanita ini bahkan harus sanggup menghadapi kenakalan anak-anaknya. Ia akan dapat menyuruh anaknya yang berumur 9tahun  yang susah sekali disuruh mandi, bahkan ketika seorang dari anaknya jatuh sakit, orang pertama yang akan menolong adalah dia.  Ia akan menegaskan anaknya mengenai hal beribadah kepada Tuhannya.”
“Aku menciptakan dia bagaikan permata indah yang takkan pernah semua orang dapat lupakan, apalagi musnahkan. Permata indah ini akan penuh cinta dan kasih sayang.”
Lalu malaikat terkejut, “Tapi Tuhan, lihatlah sebentar. Mengapa seperti ada bocor dibagian wajahnya? “
Tuhan tertawa dan menjawab dengan lembut,” Itu bukanlah sebuah kebocoran. Itu adalah air mata. Air mata seorang ibu yang sarat akan kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kesusahan, kepedihan, kesakitan, dan penderitaan. Ya, itu adalah air mata. Air mata seorang ibu.  Air mata dari seorang wanita yang super hebat yang sungguh aku ciptakan karena amatlah penting keberadaannya didunia ini. Aku ingin setiap manusia menghargai wanita ini. Kasih sayang wanita ini akan membawa anak-anaknya kepada kebahagiaan hidup. “
Usai Tuhan berbicara kepada malaikat Tuhan, malaikat Tuhan hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, ia memuji keagungan Tuhan dengan berkata, “Sungguh Tuhan, Engkau begitu MahaKuasa dan MahaBaik bagi umat manusia, kuasaMu bahkan dapat membuat dan merubah segala hal tentang kehidupan manusia.”
Sebelum kepergian Tuhan dari hadapan malaikatNya itu, Tuhan berpesan, “Berbahagialah manusia yang mendapatkan sosok ibu. Berbahagialah mereka yang memperoleh kasih sayang darinya. Berbahagialah mereka bersamaKu yang menghargai nya dengan sungguh-sungguh,”.

Comments

Popular posts from this blog

My Chevening Journey #1

My Reflection on Winning Chevening Interview 2020/2021 #2