Posts

Showing posts from December, 2014

Menakar Cita-cita di Tahun 2015

Image
oleh : Claudia Rosari Dewi Berangkat dari apa yang telah diungkapkan oleh Albert Einstein, bahwa manusia yang tidak merefleksikan hidupnya sama dengan manusia mati, sehingga pantaslah bagi kita untuk merangkum semua kehidupan yang telah kita jalani selama satu tahun ini. Tentunya 2014 telah memberi satu tahun garis kehidupan kita dengan banyak kisah, pengalaman, banyak rasa dan tentunya banyak orang yang telah kita jumpai di tahun 2014 ini. Setiap orang pada umumnya tentu akan memilih membuat suatu cara atau langkah baru dibalut dengan harapan baru agar dapat tercapai apa yang diinginkannya, terlebih jika dengan sistem lama yang digunakan ditahun sebelumnya tidak mendatangkan keberhasilan. Sebetulnya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk dapat mendatangkan keberhasilan di dalam hidup, salah satunya adalah membuat resolusi setiap tahun. Resolusi menurut penulis secara pribadi merupakan langkah yang te p at untuk menakar hal apa saja yang telah kita lakukan dan be

Ada duri dalam dagingku

Image
oleh: Claudia Rosari Dewi Di dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering menemukan orang dengan pribadi tinggi hati alias sombong. Kesombongan merupakan hal yang melekat dengan keinginan duniawi dalam diri manusia. Tuhan tidak pernah menyalahkan sikap sombong itu sendiri. Ia memberikan kepada kita kebebasan untuk berpikir dan mengambil sikap dalam hidup sekehenndak kita karena Ia begitu mengasihi kita, Ia melihat keseluruhan diri kita termasuk tubuh kita. Namun, sikap sombong dalam diri kita justru membawa kita pada kerapuhan, baik jasmani maupun rohani.  Karena kerapuhan itulah kita tidak mungkin mencapai sebuah kesempurnaan sesuai dengan konsep yang kita tentukan, konsep yang sempurna sesuai dengan angan-angan tak terkendali yang kita miliki. Allah mencintai kita apa adanya, termasuk mencintai kerapuhan dalam diri kita dan  Allah tidak pernah tidak mengasihi kita. Oleh karena itu, Allah tidak pernah menuntut kita untuk sempurna, Allah hanya ingin kita senantiasa setia pada dir

Aku dan Pekerjaan “Kecilku”

Image
“ Lukas 16 : 10 – Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” Sambil duduk merenung, aku teringat akan homily seorang Romo ketika aku mengikuti Perayaan Ekaristi Minggu Pagi di Kapel Maria Bintang Samudra, Yogyakarta.             Ketika membaca sepenggal ayat kitab suci di atas, homily Romo tersebut langsung menarik diriku ini untuk merenungkannya. Homili tersebut mengisahkan seorang pria dengan pekerjaannya sebagai pembantu umum di sebuah perusahaan swasta elit di Jakarta.           Pria itu bernama Wahyu. Berusia 33 tahun, mempunyai 1 orang isteri dan 5 orang anak yang masih kecil-kecil dan belum sekolah, belum bisa apa-apa. Menurut riwayat hidupnya, pria tersebut adalah lulusan Sekolah Dasar dan berasal dari sebuah perkampungan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ia merantau ke Jakarta dan memboyong isteri, anak, serta ibunya

Aku Sama Seperti Kamu

Image
(Oleh : Claudia Rosari Dewi) Ketika melihatnya aku tertegun, ketika mencoba menyapanya aku tersentuh, ketika aku mendekatinya aku hanyut atas keterbatasan yang ia miliki, ketika aku berbicara dengannya aku terinspirasi oleh semangat hidupnya sebagai seorang manusia, ketika aku pandangi matanya dalam-dalam, tersirat bahwa ia ingin sekali berkata, “aku tidak berbeda, aku sama seperti kamu, teman,”. Aku bersyukur kepada Tuhan, karena aku selalu memiliki hari baru yang indah yang memberiku nafas kehidupan. Membaca sepenggal kalimat diatas membuatku semakin bersyukur dan mengingatkan aku akan sebuah peristiwa yang sering aku alami ketika aku berlibur di rumah nenekku di Yogyakarta. Kalimat itu tercipta karena perjumpaanku dengan seorang anak perempuan penderita tuna wicara yang usiamya lebih muda dariku. Ia tinggal  persis di depan rumah tempat nenekku tinggal. Anak perempuan itu bernama Arsih, ia berasal dari keluarga Muslim. Kini ia  mulai tumbuh menjadi seorang gadis belia. Kep

Menata (kembali) Lemari Tua

Image
Sebuah Refleksi selama liburan Oleh : Claudia Rosari Dewi Bagiku, perjuangan selama satu semester yang lalu sudahlah cukup menjadi modal untuk kembali menata apa yang telah kulakukan selama satu semester ini. Ketika di awal semester, aku merasa bersemangat menyambut semester baru yang artinya aku akan menemui hal-hal yang baru khususnya di tempat aku sekarang menuntut studi. Namun, memasuki tengah semester, aku merasa semakin tinggi semesternya semakin sulit. Memasuki akhir semester, aku merasa agak ringan pikiranku karena menyadari satu semester ini akan segera aku lewati. Saat ini masa libur telah datang, dalam satu titik permenungan aku merasa bahwa ada banyak hal yang perlu kuperbaiki, perlu ku- reparasi -kan sejenak sebelum memulai sesuatu yang baru lagi. Kemudian, aku berpikir semakin mendalam, rasanya aku perlu membereskan diri, melihat semua amunisi yang selama ini aku gunakan untuk ‘berperang’ dalam menuntut ilmu. Aku melihat kembali, apa-apa saja yang telah aku