7th Asian Youth Day : Joyful Asian Youth, Living the Gospel in Multicultural Asia

7th Asian Youth Day : Joyful Asian Youth, Living the Gospel in Multicultural Asia
Oleh :Claudia Rosari Dewi, S.Psi




Asian Youth Day (AYD) adalah perjumpaan orang muda Katolik se-Asia. Acara ini diselenggarakan tiap tiga tahun dan dihadiri kurang lebih 3000 orang muda Katolik (OMK) perwakilan dari berbagai negara di Asia. Dalam acara inilah, berbagai kegiatan yang menumbuhkan semangat pewartaan dibuat. Kegiatan pada mulanya diprakarsai oleh Federasi Konferensi Uskup se-Asia / Federation of Asian Bishops Conference (FABC) yang merasa bahwa Gereja Katolik hidup di antara penduduk Asia yang mayoritas belum mengenal Yesus Kristus. Kita tahu bahwa Gereja Katolik hidup ditengah situasi yang majemuk budaya, majemuk agama, serta banyaknya orang miskin. Para uskup Asia disemangati oleh dokumen yang ditulis oleh Paus Johanes Paulus II berjudul “Gereja di Asia” tertantang untuk mengajak umat Katolik melakukan dialog dengan agama lain, aneka budaya dan kaum miskin. Masa depan perutusan penginjilan di Asia terletak di bahu OMK. Maka tersulut oleh semangat World Youth Day (WYD), FABC mencanangkan diadakannya AYD agar Gereja Katolik di Asia kendati masih kecil jumlahnya, namun saling mengenal sebagai satu tubuh Kristus dan dipenuhi orang muda yang bergairah, pewarta Injil masa kini dan mendatang.
Tema AYD 2017 atau AYD yang ke – 7 ini ialah “Joyful Asian Youth, Living the Gospel in Multicultural Asia”. Ada unsur sukacita, Injil dan budaya. Tema ini juga selaras dengan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkembang dari kebinekaan dan Pamcasila sebagai dasar negara. Asian Youth Day ini terbagi menjadi beberapa bagian kegiatan yaitu:
1). Day in Diocese (DID); Peserta AYD live in di berbagai Keuskupan/Paroki yang ada di Indonesia yang telah ditentukan oleh Panitia selama 3 hari (30 Juli – 2 Agustus 2017). Peserta datang dan langsung dibawa live in di keuskupan-keuskupan yang telah ditentukan DID. Dikeuskupan-keuskupan inilah peserta belajar sekaligus memberikan pengalaman iman. Kedekatan sebagai satu umat Katolik mulai terbangun. Berbagai kegiatan pun semakin menyatukan. Ada perayaan Ekaristi bersama, doa bersama, festival dan lain-lain. Orang muda hadir dalam realitas kehidupan umat beriman dan merasakan langsung kehidupan saudara-saudarinya di negara yang berbeda. Ada 11 keuskupan yang dipercaya menjadi tempat live in peserta AYD.
2). Days in AYD’s Venue (DAV); DAV  ini diadakan selama 5 hari (2-6 Agustus 2017). Semua peserta DID menuju ke satu tempat di mana diselenggarakan AYD. OMK yang tersebar di berbagai keuskupan berkumpul bersama. Disini OMK mengikuti upacara pembukaan dan berbagai kegiatan misalnya sharing, refleksi, ekaristi, sakramen tobat, devosi, berdoa, dll. Orang muda meneguhkan orang muda. Di acara ini juga diumumkan siapa yang akan menjadi penyelenggara AYD berikutnya. Pada tanggal 6 Agustus diumumkan bahwa yang akan menjadi penyelenggara AYD berikutnya (2019) adalah negara India. 7th AYD ini dilaksanakan di Gedung Jogja Expo Centre (JEC) Yogyakarta pada tanggal 2 – 5 Agustus, dan tanggal 6 Agustus, Lapangan AU Adi Sucipto Yogyakarta dipilih sebagai tempat Misa penutupan. Untuk akomodasi (penginapan), panitia mempercayakan tiga tempat; Hotel Rich Yogya, Universitas Sanata Dharma, dan Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta.
3). Asian Youth Ministers Meeting (AYMM); AYMM diselenggarakan selama 3 hari (7 – 10 Agustus 2017). Acara ini khusus bagi pembina OMK negara-negara Asia. Pesertanya yakni para uskup, pastor, dan awam yang terlibat dalam komisi kepemudaan tingkat nasional. Dibawah koordinasi FABC, dalam kegiatan ini akan dibahas evaluasi AYD dan arah pembinaan OMK se-Asia. AYMM diadakan setelah AYD berlangsung, AYMM kali ini diselenggarakan di PPSM (Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan).

Refleksiku sebagai salah satu Panitia AYD
When JESUS Say YES, NOBODY Can Say NO
Frasa ini aku dapatkan ketika aku menjadi salah satu peserta Magis Gathering dan World Youth Day di Krakow, Polandia tahun 2016 yang lalu; When Jesus Say YES, Nobody Can Say No, Ketika Yesus bilang Ya, tidak ada satupun yang dapat mengatakan menolak dan mengatakan TIDAK; yang secara tersirat kumaknai, kalau Yesus sudah bilang kamu pergi atau melakukan sesuatu hal kamu tidak bisa menolak dia. Kuingat kembali, waktu itu aku diminta oleh Romo John sebagai tim pembekal bagi volunteer untuk membantu event Asiang Youth Day, persis satu tahun yang setelah usai mengikuti Magis Gathering dan World Youth Day di Polandia. Perasaanku pada saat itu sangatlah bangga dan senang, maka aku tidak menolak ketika diminta membantu Asian Youth Day, karena menurutku ini suatu anugerah bagiku, usai mengikuti World Youth Day di Krakow, aku bisa menjadi tim yang terlibat di event youth milik Asia. Awalnya, yang kutahu di hari H pembekal volunteer dari tim Rm. John hanya membantu tim-tim yang kekurangan tenaga. Tanggal 21 Juli, aku diminta oleh mas Sylvan dan Rm. Banu menjadi LO untuk negara India, menggantikan LO yang tidak dapat ijin kerja. Aku langsung menjawab ‘iya’, karena aku merasa akan menemukan sesuatu yang lain. Menjadi LO dadakan untuk negara India tidaklah mudah, sempat beberapa kali minder dengan teman-teman yang lain yang sudah dipersiapkan 1 tahun yang lalu, aku harus siap dalam waktu kurang lebih 10 hari. Selama hari H, aku takut mengecewakan orang lain, tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk semuanya.
Teman-teman LO yang lain menerimaku dengan baik, begitupun juga delegasi dari India, mereka sangat bersahabat denganku. Suatu ketika aku bertatap muka dan bercakap-cakap dengan Uskup India yang bernama Mgr. Alwyn Baretto. Beliau  mengatakan kepadaku agar aku dapat mempertahankan ketulusan dan kemurnian hati menyambut orang-orang disekitar dengan itu segala sesuatu akan bertambah dalam dirimu, kebahagiaan dan kharisma kebaikan akan selalu terpancar dalam dirimu. Aku merasa bahwa dengan menjawab panggilan menjadi LO dadakan akan ada sesuatu yang lain yang akan Tuhan tambahkan kepadaku, aku bisa saja menolaknya tetapi aku tidak dapat. Terimakasih Tuhan karena telah membuatku mampu melayani-Mu melalui kegiatan ini. Aku pun juga memohon karunia dan kemampuan untuk selalu dapat memberikan ketulusan dan kemurnian hati melayani-Mu dalam kebersamaan bersama orang-orang yang Kau percayakan kepadaku.



Comments

Lyndoh said…
It was indeed nice to have you to be the LO for us, Indians. Sometimes we might have caused you lots of tensions as we are tend to be late most of the times. But you were able to cope up with us. Thanks for being with us and guiding us in everything in whatever you can. God bless you Dear Rosa!

Popular posts from this blog

My Chevening Journey #1

My Reflection on Winning Chevening Interview 2020/2021 #2