Belajar dari Muhammad Yunus Bisnis Sosial yang Mendidik Kaum Miskin

Image result for muhamad yunus

Muhammad Yunus adalah seorang profesor ekonomi kebanggaan Bangladesh, akademisi sekaligus sebagai praktisi, juga menjadi aktivis kemerdekaan Bangladesh.
Ia adalah perintis dan pendiri Grameen Bank, bank yang memberi kredit kepada kaum miskin dan sebagian besar adalah perempuan. Sekarang ini, dengan penerapan, adaptasi, dan modifikasinya di berbagai negara, bank ini telah menjadi lambang pemberdayaan kaum miskin di Bangladesh.
Muhammad Yunus lahir di tengah-tengah keluarga sederhana di kawasan perajin perhiasan, di jantung kawasan niaga lama di Chittagong, kota pelabuhan terbesar di Bangladesh. Ayahnya, Dula Mia, adalah seorang pria muslim yang taat, halus perasaannya namun ketat mengenai jadwal belajar anak-anaknya. Ibunya, Sofia Khatun adalah seorang wanita yang keras dan tegas dalam menegakkan disiplin dalam keluarga. Namun dibalik ketegasannya itu, Sofia Khatun memiliki rasa iba yang tinggi, baik hati dan tak pernah merasa keberatan untuk memberikan uang kepada kerabat miskin yang datang mengunjungi keluarga. Perhatian Sofia Khatun terhadap kaum miskin dan tidak beruntung menjadi pertimbangan yang kuat bagi Yunus untuk memilih ilmu ekonomi dan berminat besar pada perubahan sosial. Yunus mengawali kariernya dengan kesadaran sosial yang tinggi dalam dirinya. Keinginannya untuk menjadi generasi kreatif bukan ditujukan untuk mendapatkan popularitas dan materi yang berlimpah, justru ia mendapatkan semuanya itu setelah memutuskan untuk mendahulukan kebutuhan orang lain yang “sungguh-sungguh membutuhkan (kaum miskin).

Terinspirasi dari Kaum Miskin
Berikut ini salah satu kutipan menarik dari pidato Yunus pada Upacara Wisuda di Massachusetts Institute of Technology, 6 Juni 2008, “Saya tak punya bayangan apakah hidup saya suatu ketika akan punya makna bagi orang lain. Karena frustasi atas situasi ekonomi yang parah di Bangladesh, saya memutuskan untuk melihat apakah sehari dalam seminggu saya dapat menjadikan diri saya berguna bagi seorang miskin di desa dekat gerbang kampus universitas tempat saya mengajar. Yunus menyadari pada saat itu ekonomi di negaranya sedang rusak parah, lalu melihat realita bahawa para perempuan bekerja keras sebagai buruh dan mengirik gabah memanfatkan bobot tubuh dan gerakan kaki tanpa alas untuk mengirik padi selama 10 jam sehari hanya demi 40 sen dolar. Belum lagi kaum perempuan itu banyak yang janda karena suaminya meninggal, diceraikan, dan ditinggalkan begitu saja dengan  banyak anak yang harus dipelihara.
Dalam pemikirannya, Yunus tidak setuju bahwa orang miskin adalah pemalas dan tidak punya keahlian yang tidak dapat diandalkan. Yunus meyakini bahwa kemiskinan tidak diciptakan oleh manusia yang (sudah) miskin melainkan diciptakan oleh suatu sistem yang juga dibuat oleh manusia yang menjadikan manusia lainnya miskin, baik miskin materi maupun miskin mental. Dengan kesadarannya itulah, Yunus memutuskan untuk melihat dirinya apakah sehari dalam seminggu dapat menjadikan dirinya berguna bagi orang miskin di desa dekat gerbang kampus tempat ia mengajar. Pada akhirnya ia menemukan jalan keluarnya yakni kredit mikro  dan Grameen Bank yang diutamakan bagi orang-orang miskin.
Awal dari Kredit Mikro dan Grameen Bank
Bermula dari suara hati yang mengatakan apa yang harus dilakukan oleh dirinya agar bermakna bagi sesama dan berpikir bagaimana caranya membangun dunia tanpa kemiskinan, Muhammad Yunus membangun ‘Grameen Bank’ sebagai suatu harapan yang dapat menjadi tempat tuna wisma dan kemiskinan itu sendiri. Karya Yunus mengembalikan lagi hubungan ekonomi yang mendasar antara si kaya dan si miskin, hak dan kewajiban mereka. Pendekatan bisnis yang dilakukannya ini dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan telah memungkinkan jutaan orang untuk bekerja sehingga mereka dapat  keluar dari kemiskinan dengan martabat. Bagi Yunus, seringkali kredit menjadi harapan terakhir bagi orang-orang yang dilanda kesulitan ekonomi yang absolut.  Yunus mempelopori sistem kredit itu untuk Grameen Bank miliknya, yakni kredit mikro. Ialah program perbankan inovatif yang memberikan pinjaman kecil bagi orang miskin terutama perempuan. Pinjaman ini mereka gunakan untuk memulai bisnis dan mengangkat keluarga mereka keluar dari kemiskinan. Dalam tiga puluh tahun terakhir, kredit mikro telah menyebar ke setiap benua dan memberikan manfaat untuk lebih dari 100 juta keluarga. Dengan memberikan orang miskin kekuatan untuk membantu diri mereka sendiri, Yunus telah menawarkan sesuatu yang berharga lebih dari sekedar ketahanan pangan.
“Saya selalu percaya bahwa kemiskinan dapat benar-benar ditaklukkan dalam hidup kita sendiri jika pendekatan yang tepat diadopsi. Saya yakin dengan kemampuan yang melekat dari masyarakat miskin yang dapat dilepaskan setelah mereka diberi kesempatan untuk membantu diri mereka sendiri,” ujar pria asal Bangladesh ini.
Asal Grameen Bank dapat ditelusuri kembali ke tahun 1976 ketika Profesor Muhammad Yunus, Ketua Program Ekonomi Pedesaan di Universitas Chittagong, meluncurkan sebuah proyek penelitian tindakan untuk meneliti kemungkinan merancang sebuah sistem pengiriman kredit untuk menyediakan layanan perbankan yang ditargetkan di miskin pedesaan. Bank Proyek Grameen (Grameen berarti "pedesaan" atau "desa" dalam bahasa Bangla) datang ke dalam operasi dengan tujuan untuk memperpanjang fasilitas perbankan untuk pria dan wanita miskin; menghilangkan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang; menciptakan peluang bagi wirausaha karena banyaknya besar orang menganggur di pedesaan Bangladesh; membantu yang kurang beruntung (perempuan dari rumah tangga termiskin), dan masih banyak lagi.
Konsep Pengentasan Kemiskinan dengan Grameen Bank
Kemiskinan menurut filosofi Grameen tidak hanya disebabkan oleh minimnya keterampilan, karena keterampilan tidak berbanding lurus dengan kualitas hidup seseorang. Dengan kata lain keterampilan bukan ukuran posisi sosial ekonomi seseorang. Keterampilanpun memerlukan dana untuk menatanya. Sementara orang miskin tidak memiliki cukup dana untuk itu. Kalaupun ada sumbangan, itu tidak menuntut pertanggung jawaban, bahkan menciptakan ketergantungan, seperti Bantuan Langsung Tunai yang pernah dilakukan pemerintah. Keluarnya seseorang dari kemiskinan menuntut inisiatif dan kreativitas.
 Menurut Yunus, salah satu hal yang penting dalam pengentasan kemiskinan adalah pemberdayaan langsung kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Dan kelompok wanita, menurut Yunus, merupakan kelompok yang bisa berpotensi untuk diberdayakan. Grameen Bank memberi kredit pada wanita dan ini ternyata cukup efektif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat karena kaum wanita mempunyai kelebihan dalam manajemen keuangan.
Yunus mengidentifikasi akar permasalahan dengan benar. Setelah dengan seksama mempelajari kemiskinan di desa Jobra dekat kampusnya, Yunus akhirnya faham bahwa dampak terparah kemiskinan dipikul oleh kaum perempuan. Untuk itulah program kredit mikronya difokuskan terutama untuk perempuan. Ia mencoba memahami masalah dari sudut pandang pihak yang mengalami masalah. Bila kita memakai sudut pandang ahli-ahli pembagunan dari Barat, mungkin kita berpendapat bahwa orang menjadi miskin karena tidak terampil, namun Yunus mendapati bahwa orang yang miskin tidak butuh pelatihan ketrampilan. Mereka butuh dana mendesak dan fleksibel. Penyelesaian yang digagas Yunus tidak serta merta bersekala besar dan muluk-muluk. Gagasan kredit mikronya diujicoba dulu dalam sekala kecil di desa Jobra. Penyelesaian masalahnya bersifat struktural. Penting digaris bawahi bahwa  yang dilakukan Yunus bukan aktivitas “bagi-bagi uang”.
Grameen Bank dimulai dengan keyakinan bahwa kredit harus diterima sebagai hak asasi manusia, dan membangun sebuah sistem di mana orang yang tidak memiliki apapun mendapatkan prioritas tertinggi dalam mendapatkan pinjaman. Sistem dalam Grameen Bank tidak menilai peminjam berdasarkan jaminan yang ia punyai, melainkan berdasarkan potensi yang ia miliki. Grameen percaya bahwa semua manusia, termasuk yang paling miskin sekali pun, mempunyai potensi tanpa batas. Bank konvensional melihat apa yang telah diperoleh oleh orang, sentara  Grameen melihat potensi seseorang yang menunggu untuk diwujudkan.
Konsep Grameen Bank hampir berlawanan dengan apa yang selama ini dilakukan oleh bank-bank konvensional. Pada umumnya, bank konvensional menggunakan prinsip bahwa yang lebih kaya akan mendapatkan lebih banyak. Dengan kata lain, jika seseorang punya sedikit atau tidak punya apa-apa, maka ia tidak akan mendapat pinjaman. Sebagai akibatnya, lebih dari separuh penduduk dunia tidak mendapat pelayanan jasa keuangan dari bank konvensional. Grameen Bank yang mengumpulkan uang nasabah di pedesaan untuk kepentingan kegiatan ekonomi di pedesaan juga. Uang yang dimobilisasi Grameen Bank selalu disalurkan untuk penduduk miskin. Yang membuat Grameen Bank berbeda adalah kesediaannya memberi pelayanan kepada kalangan pengemis yang memang miskin.
Menurut Yunus, bank konvensional hanya terpaku pada prinsip-prinsip standar. Bank hanya mau memberi pinjaman berdasarkan kekayaan yang dimiliki nasabahnya. Sementara, rakyat miskin tidak memiliki apapun yang bisa dijaminkan di bank. Karena itulah, ia berani mendirikan Grameen Bank dengan prinsip-prinsip yang bertolak belakang dengan bank konvensional. Bank konvensional dimiliki oleh kaum kaya, sedangkan Grameen Bank dimiliki oleh kaum miskin. Tujuan bank konvensional umumnya adalah memaksimalkan profit, sedangkan Grameen Bank memberikan layanan keuangan kepada kaum miskin, khususnya kaum perempuan dan duafa untuk membantu mereka melawan kemiskinan. Meski demikian, bisnis Grameen Bank tetap menghasilkan untung.
Mencari Keuntungan dengan Membahagiakan Kaum Miskin
Yunus menggunakan sistem kelompok solidaritas, yaitu membentuk berbagai kelompok kecil informal untuk bersama-sama mendapatkan pinjaman. Para anggota kelompok bertindak sebagai mitra penjamin sesamanya agar setiap anggota mendukung satu sama lain dalam membayar pinjaman dan meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan ekonomi keluarga. Hasilnya, menurut Viva News Online pada Agustus 2013, Grameen Bank memiliki 8,4 juta peminjam di mana 96 persen di antaranya adalah perempuan. Menurut Yunus menghasilkan uang merupakan kebahagiaan dan merupakan pencipta semangat yang luar biasa. Namun membuat orang lain bahagia itu kebahagiaan luar biasa dan lebih menarik dari pada menghasilkan uang.
Usaha Yunus membangkitkan masyarakat miskin Bangladesh dari keterpurukan mendapatkan berbagai ganjaran, mulai dari penghargaan Nobel, Presidential Medal of Freedom, Congressional Gold Medal dan lain-lain. Yunus memang fokus memberdayakan perempuan miskin dan pengemis di negaranya tersebut untuk menjadi wirausaha.
Ia meminjamkan uang kepada wanita miskin sebesar US$30, dan saat mereka menerima uang tersebut mereka bergetar, menggigil karena tidak percaya menerima uang sebesar itu seumur hidupnya. Dan saat mereka merasa ada orang yang mempercayakannya menerima pinjaman uang, mereka akan menjaga kepercayaan tersebut seumur hidupnya. Yunus memberikan pinjaman US$4-10 per orang. Yunus mengatakan agar uang ini dibelikan aksesoris dan makanan sehingga mereka mempunyai barang untuk usaha. Khusus untuk pengemis, Yunus menyatakan sekitar 25 ribu orang berhenti mengemis sepenuhnya karena mereka telah beralih menjadi penjual barang atau makanan dari pintu ke pintu yang sukses. Untuk mengubah mental pengemis menjadi mental wirausaha tidaklah mudah. Namun, saat mereka diberikan kesempatan untuk mengubah hidupnya maka mereka akan mengerahkan seluruh kemampuan hidupnya. Ia tak memaksa mereka untuk berhenti mengemis dalam semalam karena itu merupakan inti bisnis mereka. Yunus menyebut model bisnisnya sebagai bisnis sosial, yang jauh dari sistem kapitalisme yang diartikan sebagai aktivitas manusia untuk mencari laba sebesar-besarnya. Yunus menempatkan bisnisnya dengan mengabaikan keuntungan pribadi dan fokus untuk mengembangkan manusia dan dunia.
Menggali Semangat Ignasian
Istilah “man for others” rasanya sangat pantas diberikan kepada Prof. Muhammad Yunus ini. Ia membangun bisnis sosialnya sekaligus menjadikan perempuan dan kaum miskin sebagai ‘ujung tombak’ sebagai subjek dan pelaku bisnisnya itu sendiri. Yunus melakukan pendekatan yang “cura personalis, memperhatikan secara cermat pengalaman, kesulitan, kebutuhan, harapan dan potensi orang-orang yang dia layani. Karen itu, ia tahu apa yang harus ia lakukan untuk memberdayakan mereka yang terpinggirkan. Hasilnya, bukan saja ia yang diuntungkan, melainkan juga menguntungkan mereka, membahagiakan mereka secara lahir dan batin, pun juga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Rasanya, teladan seperti ini yang patut kita contoh. Kadang kala, saat bebicara soal bisnis, kita tak memandang bahwa orang lain yang menggerakkan roda bisnis kita pun diberi keuntungan. Yang selalu kita lihat adalah bagaimana supaya kita bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tetapi luput untuk melayani pelanggan secara optimal. Namun Yunus lepas bebas,” dari tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Bisnis yang ia bangun adalah suatu sarana untuk menolong mereka yang miskin, yang merupakan tujuan sebenarnya.
  Lagi, bahwa Yunus juga mengajarkan kita untuk “memanusiakan manusia.Segala keterbatasan dan himpitan situasi ekonomi yang dialami justru menjadi senjata utama bagi Yunus untuk menggerakan dan mengembangkan potensi dalam diri nasabahnya. Sukses yang diraih oleh Yunus semata-mata justru bukan karena kerja kerasnya sendiri melainkan kerja keras yang dibangun dengan merangkul orang lain yang membutuhkan. Dan orang-orang miskin ini justru menjadi roda bisnis Yunus.
 Yunus berhasil mendapatkan untung yang “lebih” dari mereka dengan memberikan kredit mikro pada saat bank lain mengedepankan bunga dan untung dari pinjaman yang mereka berikan. Yunus melihat secara lebih jauh dan mendalam tujuan yang sebenarnya harus dicapai orang-orang miskin itu, yaitu kesejateraan dan kebahagiaan mereka. Inilah semangat “magis”, mencari yang lebih luhur. Bahwa para peminjam berbahagia karena dapat hidup lebih sejahtera dan bahwa mereka telah lepas dari jerat kemiskinan dan mengembangkan potensi dalam berwirausaha dengan modal yang dipinjamkannya adalah hasil dari semangat magis ini.
Apa yang telah dilakukan oleh Yunus ini lahir dari refleksinya di awal ketika berhadapan langsung dengan orang-orang miskin di sekitar lingkungan hidupnya, “apakah saya dapat menjadikan diri saya berguna bagi seorang miskin di desa dekat gerbang kampus universitas tempat saya mengajar?” Pertanyaan pada batin yang penuh kesadaran ini akhirnya menggerakkan sanubari Yunus untuk melangkah lebih berani demi “kemuliaan Tuhan yang lebih besar,” melalui orang-orang miskin yang ditolongnya. Satu lagi teladannya bagi kita semua adalah menjadi orang sukses lahir dan batin, yang berguna bagi sesama, dituntut keutuhan diri dalam melangkah dan keberanian untuk berpijak di tengah arus perbedaan di dunia.

Sumber :
Sumarwan, Antonius. 2009. “Muhammad Yunus, Grameen Bank dan Kredit Mikro bagi Orang Miskin” dalam BASIS no.03-04, Tahun ke-58, Maret-Apri, hlm. 17-24.  
Yunus, Muhammad. 2009. “Hai Orang Muda! Ubahlah Dunia” dalam BASIS no.03-04, Tahun ke-58, Maret-April, hlm. 25-30.
Kurniawan, Iwan. 2013. “Muhammad Yunus, Bapak Bank untuk Rakyat Miskin, ” dalam www.m.news.viva.co.id/news/read/435499-muhammad-yunus-bapak-bank-untuk-rakyat-miskin 


Claudia Rosari Dewi
Alumni Fakultas Psikologi Angkatan 2012
 Universitas Sanata Dharma 

Comments

Amisha said…
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Popular posts from this blog

My Chevening Journey #1

My Reflection on Winning Chevening Interview 2020/2021 #2